—
Pajak Lainnya Pertambahan Nilai (PPN) yang kini berada Di angka 11 persen Akansegera segera Meresahkan menjadi 12 persen mulai tahun Didepan. Hal ini tentunya bakal berdampak Di industri Kendaraan Pribadi, khususnya Sebab diprediksi Akansegera menaikkan harga Kendaraan Pribadi Terbaru.
“Ya, pasti menaikkan harga, ya, menambah harga jual,” ujar Chief Marketing dan Sales Officer Astra Credit Companies (ACC) Tan Chian Hok Jumat (15/11).
Prediksi Fluktuasi Harga ini diperkirakan Akansegera merugikan industri Kendaraan Pribadi sebab dapat menurunkan penjualan dan membuat pembelian Kelompok Lebih rendah.
Tanpa kenaikan PPN pun penjualan wholesales dan Peritel Di 10 bulan Di Januari hingga Oktober 2024 sudah Merasakan penurunan Di periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan wholesales hanya mencatat 710.446 unit, turun 15 persen Di 2023. Sambil penjualan Peritel sebesar 730.637, drop 11,5 persen Di Januari-Oktober tahun lalu.
Kekhawatiran soal kenaikan PPN juga diungkapkan Wakil Kepala Negara Direktur PT Toyota Kendaraan Bermotor Roda Dua Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam.
“Saya khawatir kalau pemerintah naikin PPN Dari Sebab Itu 12 persen, itu bukannya income-nya yang naik, malah bisa turun. Sebab kalau pajaknya overshoot, ekonominya kaget, terus mengerut, itu justru revenue-nya Akansegera turun,” kata dia Di kesempatan berbeda.
Menurut dia produsen Kendaraan Pribadi bisa saja menahan diri Bagi tidak menaikkan harga meski PPN naik. Akan Tetapi jika tekanan kenaikan tersebut terlalu tinggi, tidak ada opsi Bagi industri selain menaikkan harga yang berimbas Di lemahnya permintaan.
Bob berharap pemerintah dapat menahan diri Bagi tidak menaikkan PPN, begitu juga pelaku usaha yang tidak menaikkan harga Kendaraan Pribadi.
“Jangan sampai ongkos yang dibutuhkan Bagi membalikkan keadaan lebih besar daripada kenaikan tax-nya. Ini harus benar-benar dipikirin pemerintah, Sebab kan tinggal pemerintah sendiri. Dari Sebab Itu jangan sampai begitu naikin PPN, revenue pemerintah malah turun,” kata dia.
“Sebagai Gantinya, kita berharap pemerintah Merencanakan Bagi melakukan Damai Pajak Lainnya. Sebab belum tentu Damai Pajak Lainnya itu menurunkan revenue. Bisa saja justru Didalam Damai Pajak Lainnya, ekonomi bergerak, revenue-nya naik,” tutupnya.
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia News: Harga Kendaraan Pribadi Terbaru Pasti Naik