Kominfo akhirnya mengakui bahwa Pusat Data Nasional diserang Ransomware. Foto: Sindonews/Muhamad Fadli Ramadan
Dampak Luas Serangan Ransomware
Serangan ransomware ini terdeteksi Ke 20 Juni 2024 dini hari dan langsung berdampak Ke 210 instansi pemerintah, termasuk kementerian, lembaga, provinsi, kabupaten, dan kota.
Salah satu instansi yang paling terdampak adalah Direktorat Jenderal Mobilitas Penduduk Internasional, yang Merasakan gangguan Ke layanan keimigrasian seperti izin tinggal, pengurusan visa, dan lainnya.
Direktur Jenderal Alat Lunak Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, mengungkapkan bahwa serangan ini merupakan varian Terbaru ransomware yang memerlukan koordinasi Bersama berbagai pihak, baik Di Untuk maupun luar negeri, Sebagai mengatasinya.
“Paling terdampak itu Mobilitas Penduduk Internasional, Sebab itu berkitan server. Serangan berdampak Ke 210 instansi, baik pusat maupun Lokasi,” kata Samuel Di Kantor Kominfo, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024).
Sebagai informasi, Pusat Data Nasional ini dipakai Bersama 43 kementerian dan lembaga, sembilan provinsi, 86 kabupaten, dan 24 kota.
Data Penting Terancam Bocor
Pusat Data Nasional menyimpan banyak data penting Untuk berbagai instansi pemerintah, menjadikannya target yang menggiurkan Untuk para pelaku kejahatan siber. Hal ini menjelaskan mengapa pelaku meminta tebusan Bersama jumlah yang sangat besar.
Menurut Semuel, data-data yang tersebar Di dark web Sesudah serangan ini sebagian besar adalah data lama Untuk beberapa instansi. Tetapi, penyelidikan Lebih Jelas masih dilakukan Sebagai memastikan tidak ada data sensitif yang bocor.
Upaya Terapi dan Investigasi
Kementerian Kominfo, bersama Bersama Badan Siber dan Sandi Bangsa (BSSN), Polri, PT Telkom, dan kementerian/lembaga Yang Terkait Bersama, Untuk bekerja keras Sebagai memulihkan sistem dan layanan yang terdampak. Prioritas utama adalah mengembalikan layanan Mobilitas Penduduk Internasional yang sangat penting Untuk Komunitas
Sambil Itu, Polri Untuk melakukan investigasi Sebagai mengidentifikasi dan Menyita pelaku serangan ransomware ini. BSSN juga terus Meninjau dark web Sebagai melacak Kegiatan pelaku dan mencegah penyebaran data Lebih Jelas.
Pelajaran Penting Untuk Serangan Ransomware
Serangan ransomware Pada Pusat Data Nasional ini menjadi pengingat penting Akansegera kerentanan sistem informasi pemerintah Pada ancaman siber.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya Memperoleh sistem Perlindungan yang kuat, melakukan backup data secara teratur, dan mengedukasi User tentang praktik Perlindungan siberyangbaik.
(dan)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Pusat Data Nasional Indonesia Diserang Ransomware, Pelaku Minta Tebusan Rp131 Miliar