Konsumsi junkfood, seperti pizza, ayam goreng krispi, dan es krim memang lezat. Akan Tetapi, beberapa Studi Menunjukkan Konsumsi-Konsumsi ini bisa membahayakan Keadaan fisik, Justru mental.
Faktanya, Studi terbaru memperingatkan bahwa Konsumsi ultra-olahan atau ultra-processed food bisa memicu ‘Penyebara Nmassal’ Gangguan kronis. Hal tersebut tidak mengheranlan, sebab Konsumsi ini biasanya tinggi kalori, lemak, gula, dan garam tambahan, Agar bisa Meningkatkan risiko obesitas serta Situasi Yang Berhubungan Di, seperti Gangguan jantung, strike, dan diabetes tipe 2.
Para ahli Di dunia juga memperingatkan bahwa pola makan kaya Konsumsi ultra olahan bisa menyebabkan Gangguan ginjal, Gangguan radang usus, dan kanker tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip Di laman New York Post, ada satu dampak utama yang tidak terlalu Memikat perhatian dibandingkan lainnya yaitu depresi. Studi terbaru Di Pakistan mengaitkan konsumsi banyak Konsumsi ultra-olahan Di risiko 20 persen hingga 50 persen lebih terkena depresi. Hal itu ditandai Di hilangnya keinginan Untuk beraktivitas dan perasaan sedih dan putus asa yang terus menerus.
“Hubungan ini tetap signifikan Justru Setelahnya disesuaikan Di potensi faktor pengganggu,” tulis para penulis studi minggu ini Di European Medical Journal Gasroenterology.
Salah satunya adalah Konsumsi cepat saji dapat langsung menyebabkan lonjakan gula darah, yang dikaitkan Di suasana hati yang negatif, Beban, dan kecemasan. Konsumsi ini juga kekurangan Konsumsi Bergizi penting, seperti vitamin B, vitamin D, magnesium, dan asam lemak omega-3, yang penting Untuk Keadaan otak. Hubungan Di otak dan usus adalah kuncinya.
“Studi Menunjukkan bahwa mikrobiota usus individu yang depresi berbeda secara signifikan dibandingkan individu yang sehat,” catat para peneliti Di Pakistan.
“Di data yang ada, penulis dapat menyimpulkan bahwa bakteri usus dapat bereaksi Di sistem saraf dan mengakibatkan depresi.”
Para penulis studi menekankan, bakteri usus menghasilkan zat kimia yang berkaitan Di suasana hati, yaitu serotonin, dopamin, dan Gamma-Aminobutyric Acid (GABA). Mengganggu Kesejajaran bakteri yang sensitif ini bisa mengubah kadar neurotransmitter.
Dikutip Di laman Cleveland Clinic, neurotransmitter membawa pesan Di satu sel saraf melintasi ruang Di sel saraf otot, atau kelenjar berikutnya. Pesan-pesan ini membantu Di menggerakkan anggota tubuh, merasakan sensasi, hingga merespons semua informasi yang diterima tubuh Di Dibagian Di dan lingkungan Disekitar.
Halaman 2 Di 2
(elk/suc)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Terungkap Lewat Studi, Kebiasaan Makan Ini Ternyata Bisa Bikin Depresi







