Kurs Mata Uang Idr Di perdagangan hari ini ditutup menguat Di Kurs Matauang Amerika AS. FOTO/dok.SINDOnews
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Kurs Matauang Amerika AS dipengaruhi data yang lemah Di pasar tenaga kerja membuat para pedagang bertaruh bahwa Powell Berencana Menyediakan pernyataan dovish Pada dua hari kesaksiannya Di hadapan Kongres, yang Berencana dimulai Di hari Selasa nanti.
“Walaupun Powell Terbaru-Terbaru ini mencatat kemajuan Di disinflasi, ia juga mengatakan bahwa The Fed masih memerlukan kepercayaan lebih Untuk mulai menurunkan suku bunga,” tulis Ibrahim Untuk risetnya, Selasa (9/7/2024).
Selain Powell, lebih banyak pejabat Fed juga Berencana Menyediakan pidatonya minggu ini. Data utama Fluktuasi Harga indeks harga konsumen juga tersedia, dan kemungkinan besar Berencana menjadi faktor Untuk prospek suku bunga The Fed.
Para pedagang Pada ini menetapkan Kemungkinan Di 76% Untuk penurunan suku bunga Di pertemuan The Fed bulan September, naik Untuk 64 persen Di minggu lalu, menurut FedWatch Tool Untuk CME Group.
Sentimen Di China tetap tegang Setelahnya Uni Eropa memberlakukan tarif tinggi Di Pembelian Barang Untuk Luar Negeri Kendaraan Listrik Tiongkok. Pasar Memperhatikan adanya pembalasan Untuk Beijing, terutama ketika para pejabat mengisyaratkan kemungkinan Konflik Bersenjata dagang mengenai tarif.
Saham-saham Tiongkok sebagian besar tertinggal Untuk rekan-rekan mereka sepanjang bulan Juni Lantaran optimisme Di Penyembuhan ekonomi Di Negeri tersebut Lebih tipis Di Ditengah pembacaan perekonomian yang tidak terlalu signifikan.
Fokus minggu ini adalah Di pembacaan perdagangan dan Fluktuasi Harga Untuk China Untuk Memperoleh lebih banyak petunjuk mengenai Negeri tersebut. Untuk sentimen internal, pemerintah Mengantisipasi defisit Biaya Pendapatan dan Belanja Negeri (APBN) Berencana melebar menjadi 2,7 persen Untuk produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp609,7 triliun Di akhir 2024.
Proyeksi defisit tersebut lebih tinggi jika dibandingkan Di target awal Untuk APBN 2024 yang sebesar Rp522,8 triliun atau setara Di 2,29 persen Untuk PDB. Defisit tersebut dikarenakan belanja Negeri yang diperkirakan melonjak mencapai sebesar Rp3.412,2 triliun Di akhir 2024, Untuk pagu awal sebesar Rp3.325,1 triliun. Sambil Itu, pendapatan Negeri diperkirakan mencapai Rp2.802,5 triliun Di akhir 2024, naik tipis Untuk target awal Rp2.802,3 triliun.
Di perkembangan tersebut, pembiayaan Biaya Untuk menutup tambahan defisit tersebut diperkirakan sebesar Rp609,7 triliun. Karenanya, pemerintah Berencana menambah utang Terbaru Untuk menutup selisih defisit tersebut Lewat tambahan penggunaan saldo Biaya lebih (SAL) sebesar Rp100 triliun, bukan lewat utang Terbaru. Tetapi Lewat penerbitan surat berharga Negeri (SBN) hingga akhir 2024 Berencana tetap rendah.
Sebelumnya Itu, pemerintah Di tahun 2022 dan 2023 mampu mengumpulkan saldo Biaya lebih (SAL) yang cukup besar Supaya dapat dimanfaatkan Pada ini, Di Ditengah Situasi suku bunga Internasional yang cenderung tinggi. Berdasarkan data Di atas, Kurs Matauang Idr Untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, Tetapi kembali ditutup melemah Di rentang Rp16.270 – Rp16.330.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Balik Arah, Idr Menguat Tipis Di Rp16.251 Sore Ini