Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online (ojol) Garda Indonesia Raden Igun Wicaksono mengaku tidak mengenali perwakilan ojol yang beraudiensi Bersama Wakil Kepala Negara RI Gibran Rakabuming Raka Di Istana Wakil Kepala Negara Minggu (31/8).
Ia menyebut para pengemudi ojol yang bertemu wapres bukan anggota Di asosiasinya. Atas kejanggalan itu ia menyinggung ketidakjelasan kelompok mana yang diwakili Pada pertemuan Bersama Gibran.
“Iya (enggak kenal). Enggak ada yang mengetahui Di kelompok mana mereka mewakili siapa. Sebab yang pasti terlembaga, ya kami sebagai asosiasi kami terlembaga dan terdaftar Di Negeri maupun pemerintah Republik Indonesia. Dan kami saksi mata langsung (insiden yang menimpa Affan Kurniawan),” ujar Igun kepada CNNIndonesia, Senin (1/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Igun menaruh kecurigaan dan mempertanyakan soal asal Di para pengemudi ojol yang diundang berdialog Sebab notabene baik ia maupun rekan-rekannya Di asosiasi tidak mengenali mereka yang terpampang Di pemberitaan Pada dialog berlangsung. Igun sempat menyebut kemungkinan rekayasa Di pemerintah yang Mungkin Saja tidak benar-benar mendatangkan ojol melainkan orang-orang suruhan yang beratribut ojol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Bersama Sebab Itu yang beredar Di rekan-rekan ojol adalah kawan-kawan ini kecewa apalagi melihat ada kelompok yang tidak pernah mewakili ojek online tiba-tiba bersama wapres. Apakah ini adalah sebuah rekayasa atau settingan Sebagai memanfaatkan kejadian tragedi meninggalnya Affan Kurniawan Sebagai mencari simpati Bersama mengundang ojol atau orang beratribut ojol yang kami tidak tahu itu ojol atau bukan,” kata Igun.
Atas hal tersebut asosiasi ojol Berkata kekecewaannya Sebab tidak ada koordinasi yang baik Di sekretariat wakil Kepala Negara (Setwapres) Bersama asosiasi ojol. Padahal, asosiasi ojol adalah pihak yang anggota-anggotanya berada langsung Di lokasi ketika tragedi meninggalnya Affan Kurniawan terjadi Supaya dapat Memberi keterangan yang lebih mewakili.
“Mereka tidak pernah ada Di lokasi. Kelompok ini tidak pernah ada Di lokasi atau orang-orang tersebut tidak pernah ada Di lokasi, Sebab kami Di Pada peristiwa itu terjadi kami memang yang ada Di lokasi. Hingga dijalankannya otopsi jenazah Di RSCM dan sampai selesai kami terus mengawalnya,” katanya.
“Bersama Sebab Itu kami menilai inilah kecerobohan Di Setwapres. Bersama mengundang pihak yang tidak diketahui siapa Bersama ojek online,” sambungnya.
Jika pun memang perwakilan yang diundang wapres benar-benar pengemudi ojol, Igun menyayangkan kecerobohan pihak Setwapres Sebab tidak menghimpun langsung keterangan Di saksi-saksi ojol yang memang berada Di lokasi kejadian. Audiensi janggal ini ditakutkan malah menimbulkan disinformasi masukan ojol kepada pemerintah yang semestinya Bersama Sebab Itu pertimbangan langkah yang Akansegera diambil Sebagai menekan kemarahan publik Secara Keseluruhan dan pengemudi ojol khususnya.
“Nah ini harus diketahui Bersama publik bahwa kecerobohan ini tidak bisa kita terima. Sebab pastinya Akansegera menimbulkan Kegagalan informasi atau disinformasi,” imbuh Igun.
Bukannya mereda, blunder Di Setwapres ini malah Bersama Sebab Itu bumerang yang tidak menurunkan amarah publik. Gibran dituntut Sebagai lebih transparan dan komunikatif Di pihak-pihak yang terlibat langsung Pada kejadian-kejadian Kunci Di Aksi Massa belakangan ini.
Sebagai konteks, akun Instagram resmi Setwapres mengunggah video pertemuan Bersama perwakilan pengemudi ojol Bersama Gibran. Perwakilan pengemudi ojol tersebut menyebut pertemuan itu menjadi wadah menyampaikan keresahan akibat menurunnya pendapatan Dari unjuk rasa besar-besaran pecah.
Diketahui, Di sepekan Hingga Di Di terjadi unjuk rasa besar-besaran buntut kemarahan Komunitas atas pengadaan tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang dinilai terlalu besar Di Di Kemakmuran ekonomi rakyat yang kesulitan.
Aksi Massa Lebihterus meluas menjadi kerusuhan ketika dipicu meninggalnya pengemudi ojek online Affan Kurniawan yang terlindas rantis milik Brimob Di 28 Agustus 2025 lalu.
(job/mik)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia News: Asosiasi Ojol Buka Suara soal Pertemuan Di Istana