Jakarta –
Berpergian Di Yogyakarta tapi bingung mau bawa Dari-Dari yang itu-itu aja? Minuman tradisional satu ini bisa menjadi pilihan tepat Untuk dijadikan buah tangan.
Namanya roti kembang waru, Dari-Dari legendaris khas Kota Gudeg. Selain terkenal Bersama bakpia dan Minuman lainnya yang cenderung manis, rupanya Jogja juga Memiliki kudapan bercita rasa otentik jadul.
Roti kembang waru khas Kotagede, atau orang-orang biasa mendapatkannya Di Kipowaru pusat Dari-Dari khas Kotagede.
Membuat nostalgia Untuk para penikmatnya, ternyata roti jadul ini sudah menjadi Dibagian Bersama warisan Adat Istiadat Dunia tak benda milik Yogyakarta.
Bagaimana tidak? Selain rasanya manis yang otentik, roti ini ini juga Memiliki filosofi Konsep kepemimpinan astabrata. Sebuah filosofi yang Memiliki 8 Konsep kepemimpinan seperti bentuk roti kembang waru ini.
Teksturnya juga empuk dan manis, Supaya cocok sekali Untuk teman ngopi atau ngeteh Di pagi atau sore hari. Perpaduan bahan yang berkualitas dipilih Untuk membuat roti kembang waru ini pun sangat sederhana.
Roti kembang waru (Foto: Pemprov Jogja)
|
Agar roti kembang waru tidak punah
Komposisi roti kembang waru Di lain tepung terigu, gula pasir, telur ayam, vanili dan sedikit susu. Untuk membuat roti kembang waru ini, diperlukan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi.
Mula-mula, mengaduk adonan masih menggunakan alat manual yang bisa memakan waktu 1,5 hingga 2 jam. Hal ini Untuk memastikan roti dapat berkembang sempurna ketika dipanggang.
Proses mengaduk yang cukup melelahkan, dilanjutkan Bersama memanggang Bersama oven tradisional. Pemanggang ini tidak dijual Di manapun, Sebab custom menggunakan arang Di Dibagian bawah dan atas oven.
Di sinilah kesabaran dan kekuatan tangan pembuatnya sangat dibutuhkan, roti harus matang sempurna, jika terlambat sedikit Akansegera gosong.
Salah satu pelestari roti kembang waru bernama Kipowaru, pusat Dari-Dari khas Kotagede, Yogyakarta. Kipowaru memberdayakan para pengrajin roti kembang waru, Untuk dikemas dijadikan Dari-Dari Terkini.
Awalnya, Kipowaru merasa khawatir kenapa eksistensi roti kembang waru ini kian redup Di hadapan anak muda, Sambil angka wisatawan terus Merasakan kenaikan.
Kipowaru Membuat Untuk menjadikan roti kembang waru sebagai Dari-Dari khas Kotagede, Yogyakarta wajib Untuk para wisatawan.
Roti kembang waru (Foto: Pemprov Jogja)
|
Harga Roti Kembang Waru
Kini, roti kembang waru yang diproduksi Dari Kipowaru Dari-Dari Khas Kotagede, dibanderol Bersama harga mulai Bersama Rp. 40.000 per kemasan box.
Bersama harga yang cukup terjangkau, siapapun dapat mencoba nikmatnya kudapan ini dan membawanya Di luar kota.
Kipowaru adalah pionir roti kembang waru kemasan travel pack pertama Di Yogya. Sebagai warisan Minuman lokal, Kipowaru bukan hanya sebatas jajanan.
Tetapi, terdapat semangat upaya pelestarian kearifan lokal dan kecintaan Komunitas Di kawasan Kotagede Di Kearifan Lokal.
Bersama Kotagede Yogyakarta, roti kembang waru telah dijual hingga Di Sumatera dan Kalimantan.
Seiring Bersama meningkatnya jumlah wisatawan Di Yogyakarta, Kipowaru berharap bisa melestarikan banyak Minuman lokal yang mulai punah dan dibranding menjadi Dari-Dari khas Yogyakarta Di masa Didepan.
Sejarah roti kembang waru
Menyitir situs Disbud Yogya, roti kembang waru merupakan salah satu Minuman warisan Kerajaan Mataram Islam. Roti ini Memiliki bentuk yang cukup unik, yakni bulat serta Memiliki delapan sisi Di pinggiranya.
Di delapan sisi tersebut bukan tanpa alasan. Roti sejenis kue yang berbentuk unik ini mengandung filosofi cukup mendalam Yang Berhubungan Bersama pinggiran sisinya yang berjumlah delapan.
Di masa Kerajaan Mataram Islam roti kembang waru ini selalu menjadi hidangan Unjuk yang selalu ada Di setiap hajatan ataupun Peristiwa adat Di masa itu. Tidak diketahui persis siapa penemu Bersama jajanan khas yang Di ini cukup popular Di Area Kotagede.
Dahulu, Pasar Legi Kotagede Sebelumnya dipenuhi kios-kios seperti Di ini itu ditumbuhi pohon-pohon lebat yang cukup rindang seperti pohon Beringin dan pohon Gayam.
Di masa Mataram Islam pusat pemerintahan atau ibu kotanya terletak Di Area Kotagede dan terkenal Bersama pohon Gayam yang tumbuh subur Di sepanjang jalannya.
Nah Di pohon-pohon Gayam yang tumbuh terdapat pohon Waru yang tumbuh subur Bersama bunganya yang berwarna cokelat kemerahan. Sesudah Itu dibuatlah roti yang berbentuk bunga tersebut Sebab bunga Waru lebih mudah dibuat dibandingkan bunga Kenanga ataupun bunga mawar.
Alat Untuk membuat roti ini membutuhkan cetakan yang terbuat Bersama besi. Supaya ukuran dan bentuk Bersama roti ini ukurannya sama semua.
Delapan sisi yang dimiliki roti ini bermakna delapan laku seorang pemimpin. Delapan laku yang dimaksud merupakan personifikasi Bersama delapan elemen unsur alam yakni tanah, air, angin, api, matahari, bulan, bintang, dan langit.
Jika seorang pemimpin dapat menerapkan delapan laku tersebut, maka ia Akansegera menjadi pemimpin yang berwibawa dan mampu mengayomi semua rakyatnya.
(msl/msl)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Dari-Dari Terbaik Jogja Bukan Cuma Bakpia, yang Ini Bersama Kerajaan Mataram Islam