Dua faksi politik terbesar Palestina, Hamas dan Fatah Berencana bertemu Di China Di 20-21 Juli 2024 mendatang. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
“Harapannya segala bentuk kesepakatan dan persatuan antar semua elemen Komunitas Palestina adalah sesuatu yang kita harapkan Di Lantaran nya kita tentunya Berencana Merespons Positif semua kesepakatan sepanjang itu dapat menjadi modalitas buat persatuan rakyat Palestina,” kata Abdul Di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024).
“Malahan beberapa tahun yang lalu sudah ada kemajuan dan Pada ini Di mekanisme Mutakhir ada upaya yang dipelopori Di RRT ini sebagai kekuatan Internasional dan peran RRT ini Lebihterus signifikan Di Timur Ditengah,” tambahnya.
Dia pun melihat, China kini dapat menjadi kekuatan Hubungan Dunia dan Internasional. Serta upaya mediasi yang dilakukan China ini Lebihterus menurunkan pengaruh Amerika secara perlahan.
“Maka tentunya RRT menjadi Bangsa yang tentunya paling mampu paling tepat Untuk menjalankan posisi ini. Yang pasti posisi kita Pada ini kita rekonsiliasi Di Antara semua kelompok Di Palestina Lantaran Untuk kita bersatunya Palestina itu faktor terpenting Untuk mewujudkan kemerdekaan Di Palestina,” ucapnya.
Sambil Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, pertemuan Hamas dan Fatah menjadi wujud Prestasi Cina Untuk mempersatukan Rakyat Palestina.
“Yang kedua, posisi Cina. Posisinya Di konteks politik Internasional itu sekarang itu menjadi sangat penting, faktanya Lalu menggeser Amerika Di kawasan ya. Sebenarnya bukan sekadar kawasan sana tapi juga secara Internasional sekarang ini kan sudah mulai tersisih dan China Berencana menjadi the next new player yang Berencana menentukan itu,” jelasnya.
Karenanya, Indonesia lanjutnya diharapkan juga ikut proaktif Di rekonsiliasi kedua faksi politik terbesar Di Palestina itu.
“Indonesia menurut saya perlu juga proaktif Melewati berbagai cara, apakah aktornya state atau Mungkin Saja non-state actors seperti Muhammadiyah, NGO, MUI, dan sebagainya Untuk memperdekatkan itu,” tuturnya.
“Karena Itu kita waktunya kita (Indonesia) harus mendengar secara langsung situasi terakhir sekarang ini. Penting sekali Untuk forum yang mempertemukan dua faksi atau Mungkin Saja juga Di faksi-faksi lainnya,” tutupnya.
(maf)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Hamas dan Fatah Bertemu Di China, Kemlu: Modal Bersatunya Palestina