Jaga Kelestarian Lingkungan, Tata Kelola Air Penting Untuk Industri Tambang

JAKARTA – Pengelolaan air menjadi salah satu tantangan utama Di praktik pertambangan Hingga Indonesia yang didominasi Dari sistem tambang terbuka. Curah hujan tinggi, rata-rata mencapai 3.000 milimeter per tahun, membuat pengendalian air limpasan dan Mutu air tambang menjadi faktor krusial Untuk Ketahanan lingkungan.

Peneliti Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair Fakultas Cara Sipil dan Lingkungan ITB, Sonny Abertiawan menegaskan, penerapan Good Mining Practices (GMP) merupakan keharusan Untuk perusahaan tambang. Menurut dia, praktik tersebut bukan hanya Ke fase operasional, tetapi juga pascatambang.

“Good Mining Practices (GMP) itu satu-satunya cara agar kegiatan tambang kita bisa benar-benar bertanggung jawab. Mulai Di Perancangan, pengelolaan air, reklamasi progresif, sampai pascatambang,” kata Sonny Di keterangan tertulis dikutip, Sabtu (8/11/2025).

Kemakmuran curah hujan yang tinggi menimbulkan tantangan besar Untuk tambang terbuka (open pit mine), yang mendominasi industri ekstraktif nasional. Air hujan Di jumlah sangat besar Berpeluang mencemari sungai dan danau bila tidak dikelola Bersama baik.

“Pengendalian debit adalah Kunci. Sayangnya, banyak perusahaan masih belum serius. Ketika hujan ekstrem, air tambang melimpas begitu saja, membawa logam dan sedimen,” katanya.

Ia mencontohkan, Ke tambang batubara, air limpasan umumnya tidak terlalu kaya logam berat. Tetapi, Ke tambang emas, tembaga, atau nikel, persoalannya lebih kompleks. Tambang nikel, misalnya, cenderung menghasilkan logam Di bentuk padatan tersuspensi. Secara teknis, ini lebih mudah diendapkan. “Tapi tetap saja perlu Keahlian tambahan, seperti bahan kimia khusus Sebagai menghilangkan kromium heksavalen,” katanya.

Eksperimen Sonny bersama Skuat ITB Hingga Pulau Obi, Maluku Utara, menemukan tantangan lebih kompleks. Pulau Bersama curah hujan tinggi dan topografi curam itu menjadi lokasi industri nikel berskala besar. Menurut dia, Sungai Akelamo yang menjadi sumber air bersih Kelompok masih Di Kemakmuran baik. Tetapi, ada risiko pencemaran ketika hujan ekstrem. “Fasilitas pengendalian air harus mampu menahan volume besar Sebelumnya air dialirkan Hingga sungai,” ujarnya.