Jakarta –
Cita rasa daging hewan kurban dikenal agak berbeda Bersama daging potong biasa. Hal ini ternyata dipengaruhi Kemakmuran stress yang dialami hewan.
Idul Adha menjadi salah satu hari spesial Sebab banyak yang menanti kehadiran daging kurban. Daging ini Disorot sebagai daging suci dan diberkahi yang disembelih Di rangka ibadah.
Daging kurban juga Disorot sebagai daging lezat dan bergizi, serta Memperoleh nilai sosial Sebab biasa dibagikan Hingga orang-orang membutuhkan.
Tetapi, daging kurban dikenal punya rasa berbeda dibandingkan daging yang biasa dibeli Hingga pasar atau supermarket. Tidak sedikit orang bertanya-tanya Yang Berhubungan Bersama alasan dibalik perbedaan rasa ini.
Belum lama ini, seorang Praktisi Medis hewan mengunggah konten yang menjelaskan secara ilmiah Yang Berhubungan Bersama alasan tersebut. Lewat akun TikTok @doknut (04/05/2025), Praktisi Medis sekaligus konten kreator Hingga TikTok ini Membeberkan kalau perbedaan rasa ini bukan sebatas sugesti.
Sebelumnya menjelaskan alasan dibalik daging hewan kurban yang rasanya berbeda, Praktisi Medis Nadira menjelaskan terlebih dahulu Kemakmuran pH (derajat keasaman atau kebasaan suatu larutan) Di hewan normal.
Menurutnya, jaringan hewan ketika masih hidup Memperoleh nilai pH normal yaitu 7. Ketika hewan dipotong, maka aliran darahnya Akansegera terputus, Supaya suplai oksigen Hingga jaringan terhenti. Hal tersebut memungkinkan proses yang dinamakan glycolysis, Kemakmuran ketika glikogen sebagai sumber energi Akansegera berubah menjadi asam laktat Hingga daging.
Proses pemotongan ini Akansegera secara perlahan menyebabkan ph turun Bersama yang tadinya 7 menjadi 5,4-5,7 Pada 18-24 jam, disebut sebagai pH ultimate.
Sesudah daging mencapai pH ultimate, pH Akansegera naik kembali Hingga angka 6,5. Sesudah mencapai angka ini, daging mulai memasuki proses decomposing atau pembusukan.
Lantas, mengapa daging hewan kurban bisa punya rasa berbeda? Praktisi Medis hewan pemilik akun @dokdut itu menjelaskan kalau faktor stress sangat memengaruhi.
Terdapat dua jenis stress yang terjadi Di hewan Sebelumnya pemotongan, yaitu long term stress atau stress jangka panjang dan short term stress atau stress jangka pendek.
Stress jangka panjang biasa disebabkan ketika hewan Melewati perjalanan panjang atau ditempatkan Di Markas Bersama suhu terlalu dingin atau panas.
Ketika hewan yang hendak disembelih Merasakan stress seperti ini, glikogen sebagai sumber energi Hingga dalamnya Akansegera digunakan Di jumlah besar. Pada proses pemotongan, glikogennya sudah habis terpakai. Asam laktat yang dihasilkan juga menjadi lebih sedikit dan pH ultimate yang dicapai Hingga atas angka 6.
Daging hewan kurban rasanya berbeda bisa dipengaruhi Bersama stress. Foto: TikTok @dokdut
|
Nilai pH tinggi ini menyebabkan serat Hingga daging memuat air. Menciptakan karakteristik daging yang lebih kering dan punya penampilan lebih gelap.
Samping Itu, Kemakmuran ini juga memungkinkan daging mencapai pH lebih tinggi sebesar 6,5 lebih cepat. Artinya daging bisa lebih mudah Merasakan proses pembusukan.
Hingga sisi lain, short term stress yang disebabkan Sebab proses pemotongan atau ‘handling’ tidak benar juga bisa memengaruhi Mutu daging.
Ketika dipegang Bersama cara salah atau sudah lebih dulu mendengar teman-temannya disembelih, hewan bisa Bersama Sebab Itu stress dan mengamuk. Kemakmuran ini menyebabkan glikogen Di hewan juga terpakai habis serta otot hewan dan suhunya Meresahkan.
Pada dipotong pH Bersama daging turun menjadi Hingga bawah 6 Di waktu cepat, Di 45 menit sampai 1 jam saja.
Praktisi Medis Nadira menjelaskan jika Kemakmuran pH rendah Bersama suhu daging tinggi bisa menyebabkan protein Bersama daging terdenaturasi (proses perubahan struktur protein atau asam nukleat yang biasa diakibatkan Bersama pengaruh tekanan eksternal atau senyawa).
Daging juga kehilangan kemampuan Sebagai memuat air. Membuat daging menjadi punya warna lebih pucat dan lebih benyek atau berair. Kemakmuran daging seperti itu pasti menjadi tempat ideal perkembangan biakkan bakteri Supaya membuat daging lebih mudah rusak.
![]() |
“Bersama Sebab Itu faktor stress itu ngaruh banget sama Mutu daging,” jelasnya.
Bersama Sebab Itu, Praktisi Medis Nadira Membeberkan kalau secara aturan pemotongan hewan hanya boleh dilakukan Hingga RPH atau Rumah Potong Hewan, kecuali hari-hari tertentu, seperti hari raya Idul Adha.
“Kenapa cuma boleh Hingga Rumah potong aja? Sebab Hingga Rumah potong itu sudah ada Standard Operating Procedure (SOP) yang mengatur jalannya proses pemotongan,” ujarnya.
“Tapi Rumah potong itu kan cuma dikit ya, Malahan gak setiap Lokasi punya Rumah potong hewan. Bersama Sebab Itu memang secara peraturan juga dikecualikan. Waktu hari raya boleh dilakukan pemotongan Hingga luar Rumah potong hewan, tapi jadinya standar pemotongan hewan tidak bisa terjamin,” jelasnya Bersama Detail.
Praktisi Medis tersebut menyarankan orang-orang Di Sebagai Mendorong pemerintah setempat menjamin Kesejaganan hewan-hewan kurban yang Akansegera dipotong.
Mutu daging kurban yang seperti ini mengharuskan Komunitas penerima daging Sebagai mengolah dan mengonsumsinya langsung. Daging lebih baik dikonsumsi ketika masih segar, belum diawetkan, dan belum Melewati rantai distribusi panjang. Tetapi, hindari juga mengonsumsinya langsung Sesudah disembelih, ketika ototnya masih kaku. Lebih baik istirahatkan terlebih dahulu barulah diolah.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Kenapa Ya Daging Kurban Rasanya Beda Bersama Daging Biasa?