loading…
Ciplis Gema Qori’ah, Dosen Fakultas Ekonomi dan Usaha Universitas Jember. Foto: Ist
Dosen Fakultas Ekonomi dan Usaha Universitas Jember
MASIH ingatkah Ke bulan Maret 2025, Amerika Serikat Melewati kantor perwakilan dagang United State Trade Representative (USTR) telah mempersoalkan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang dinilai tak transparan? Sontak, Permasalahan ini membuncahkan ragam opini.
Salah satunya adalah memandang Penolakan tersebut sebagai bentuk intervensi independensi ekonomi Indonesia, yang Memiliki kedaulatan penuh mengatur sistem pembayaran digitalnya Sebagai pasar domestik. AS menilai bahwa QRIS sebagai penghambat sistem perdagangan (trade barrier) dan tidak memberi kesempatan AS Di proses integrasi sistem pembayaran tersebut.
Demikian halnya penilaian AS atas sistem pembayaran domestik dan jaringan switching, gerbang pembayaran nasional (GPN) yang membatasi kepemilikan saham Foreign dan tidak bisa membangun infrastruktur switching sendiri Sebagai pemrosesan transaksi domestik. Singkatnya, volume Pemakai sistem pembayaran visa dan mastercard makin terkikis. Pendapatan AS Di jaringan pembayaran pemrosesan internasional makin turun Di pasar domestik Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa lanskap sistem pembayaran digital Indonesia Merasakan akselerasi luar biasa Di transformasi digital sistem pembayaran Di satu dekade ini. Mulai masifnya Transformasi Digital kanal perbankan hingga adopsi QRIS Ke warung-warung kecil, geliat Pembaharuan ini bukan hanya soal Kecepatanakses Keahlian, tapi kian menyentuh denyut nadi ekonomi keseharian Kelompok.
Akan Tetapi, Ke balik euforia ini, terdapat sebuah pertanyaan besar yang tidak boleh diabaikan, apakah kita cukup siap Berusaha Mengatasi risiko yang menyertainya? Bank Indonesia, Melewati kerangka besar Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 dan 2030, tampaknya memahami tantangan ini. Gagasan dasarnya jelas, sistem pembayaran harus inovatif, efisien dan inklusif, tetapi juga aman, stabil, dan berdaulat. Artinya, kita tidak boleh jatuh Di Di jebakan Kecepatanakses, melainkan harus berlari sambil menjaga Kesejajaran.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Menjaga Nadi Sistem Pembayaran Digital Indonesia











