Pengamat menilai Muhammadiyah terima kelola tambang hal yang blunder. Foto/Ilustrasi
“Saya sebenarnya agak terkejut Didalam keputusan Muhammadiyah Merasakan (IUP). Sebab Muhammadiyah biasanya Di ini kalau Memutuskan keputusan sangat rasional dan berdasarkan Ke kajian-kajian,” jelasnya ketika dihubungi Sindonews, Kamis (25/7/2024).
Malahan Fahmy menilai keputusan Muhammadiyah Merasakan tawaran itu sebagai suatu hal yang blunder.
“Tapi saya kira keputusannya menurut saya blunder. Kenapa blunder? Sebab seperti yang saya sampaikan bahwa itu bukan domain Didalam Muhammadiyah,” imbuhnya.
Menurutnya, Muhammadiyah tidak pernah Memperoleh Pengalaman Hidup Di mengelola Usaha tambang. Sebab, domainnya itu adalah Pembelajaran.
“Kalau mengelola Pembelajaran, Fasilitas Medis itu sudah menjadi domainnya. Tapi Untuk tambang, itukan belum pernah sama sekali,” tegas Fahmy.
Fahmy pun menyoroti pernyataan Didalam Muhammadiyah yang fokus Pada dampak pengelolaan tambang kepada lingkungan. Pasalnya, Pada ini masih banyak perusahaan tambang yang peduli Pada hal itu.
Misalnya saja, lanjut Fahmy, perusahaan batu bara yang tidak melakukan reklamasi lahan tambang. Sebab, biaya reklamasi itu lebih besar daripada keuntungan yang didapat.
“Sebagian besar pengusahan tamabang itu tidak Berencana melakaukan reklamasi Sebab biayanya cukup besar. Malahan biaya lebih Didalam keuntungan yang didapat,” ujarnya
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Muhammadiyah Terima Tawaran Kelola Tambang, Pengamat: Blunder!