Jakarta –
Mengambil Barang Orang Lain Di Kekejaman Perhiasan bersejarah Di tempo 7 menit Ke Ke Museum Louvre memunculkan beragam spekulasi tentang sistem Keselamatan Ke museum tersebut. Direktur museum diperiksa kepolisian.
Kerugian Di Unjuk Rasa Mengambil Barang Orang Lain Di Kekejaman yang dilakukan Ke Minggu (19/10/2025) itu ditaksir mencapai Disekitar Rp 1,7 triliun. Nominal itu menjadikannya sebagai salah satu Mengambil Barang Orang Lain Di Kekejaman terbesar Di sejarah modern Prancis.
Dikutip Di The Guardian, Rabu (22/10/2025) Direktur Museum Louvre, Laurence des Cars, dijadwalkan Menyediakan penjelasan kepada Asosiasi Adat Istiadat Dunia Legislatif Prancis Ke Rabu sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia Berencana dimintai pertanggungjawaban atas berbagai celah Keselamatan yang berhasil dimanfaatkan Di para pelaku. Jaksa Paris, Laure Beccuau, mengungkapkan museum Mengantisipasi kerugian yang besar Di Mengambil Barang Orang Lain Di Kekejaman itu.
Sambil Itu, polisi masih terus memburu komplotan yang diduga terdiri Di empat orang tersebut. Para pelaku diketahui memaksa masuk Ke Galeri Apollo sesaat Setelahnya museum dibuka.
Mereka menggunakan tangga Di alat pengangkat furnitur yang diparkir Ke jalanan bawah museum. Unjuk Rasa pencurian dilakukan Di cepat dan para pencuri berhasil melarikan diri bersama delapan Perhiasan bersejarah.
Museum Louvre sempat ditutup total Ke hari kejadian dan tetap tidak beroperasi hingga Selasa. Belum ada kejelasan museum Berencana dibuka kapan.
Des Cars diperkirakan Berencana dimintai keterangan seputar lemahnya pengamanan Ke Louvre, mulai Di bagaimana pelaku bisa membobol jendela lantai satu Di waktu singkat, Standar Kardus penyimpanan Perhiasan, hingga absennya satuan tanggap darurat yang bisa mencegah kejahatan tersebut.
Pembantu Presiden Tim Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, ikut angkat bicara Ke hadapan Majelis Nasional Ke Selasa (21/10). Ia membela Museum Louvre Di berbagai tudingan mengenai kegagalan sistem Keselamatan.
“Peralatan Keselamatan Museum Louvre tidak gagal, itu fakta. Peralatan Keselamatan Museum Louvre berfungsi Di baik,” kata Dati.
Meski begitu, Dati menambahkan bahwa sebagian Biaya renovasi Louvre Ke Di Berencana dialokasikan Untuk peningkatan sistem Keselamatan, termasuk pemasangan Perekamgambar CCTV Terbaru.
Pihak museum juga membantah kabar bahwa sistem Keselamatan mereka ketinggalan zaman. Di pernyataannya, Louvre menyebut bahwa etalase penyimpan Perhiasan yang dicuri merupakan instalasi Terbaru Di tahun 2019 dan telah Memiliki peningkatan signifikan Di hal Keselamatan.
Peristiwa Pidana ini kini ditangani Di unit khusus BRB (Brigade de Repression du Banditisme), satuan elit yang juga menangani Mengambil Barang Orang Lain Di Kekejaman Di Kim Kardashian Ke Paris Ke 2016. Samping Itu, penyelidik Di Kantor Pusat Pemberantasan Perdagangan Produk Internasional Adat Istiadat Dunia juga Berencana dilibatkan.
Hingga kini, belum diketahui apakah Perhiasan yang dicuri Berencana ditemukan kembali. Beccuau berharap agar para pelaku tidak membongkar, mempereteli atau merusak Perhiasan bersejarah tersebut.
“Para pelaku kejahatan ini tidak Berencana Merasakan uang tersebut jika mereka Memiliki ide yang sangat buruk Untuk membongkar permata-permata ini,” ujarnya.
“Kita Bisa Jadi bisa berharap mereka Berencana Mengkaji hal ini dan tidak Berencana menghancurkan permata-permata ini tanpa alasan yang jelas” kata Beccuau.
(upd/fem)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Museum Louvre Dirampok, Direktur Pengelola Dicecar soal Sistem Keselamatan