Jakarta –
Lebih Di 150 ribu orang Di Gaza, Palestina, Merasakan Penyakit kulit Dari Pertempuran pecah Di Oktober tahun lalu. Di antaranya terdapat banyak anak-anak yang terinfeksi.
Salah satunya adalah putra Wafaa Elwan yang berusia lima tahun. Ia tak bisa tidur nyenyak sepanjang malam Di tenda kumuh tempatnya berlindung akibat Pertempuran.
“Anak saya tidak bisa tidur sepanjang malam Sebab dia tidak bisa berhenti menggaruk tubuhnya,” kata ibu yang cemas itu, dikutip Di Aljazeera.
Anak laki-laki itu Memperoleh bercak putih dan merah Di kaki dan kakinya, dan lebih banyak lagi Di balik bajunya. Dia adalah salah satu Di banyak orang Di Gaza yang mengidap Infeksi kulit, mulai Di kudis hingga cacar air, kutu, impetigo, dan lainnya.
“Kami tidur Di tanah, Di pasir tempat keluarnya cacing Di bawah kami,” kata Elwan.
Elwan dan keluarganya menjadi salah satu Di ribuan orang yang tinggal Di petak berpasir tepi laut, Didekat Kota Deir al-Balah, Gaza Di. Para orang tua biasa menyuruh anak-anak mereka Sebagai mandi Di Laut Mediterania yang berkadar garam tinggi. Akan Tetapi, laut mereka kini tercemari parah, Sambil Pertempuran telah menghancurkan fasilitas-fasilitas dasar.
“Kami tidak bisa memandikan anak kami seperti dulu. Tidak ada produk kebersihan dan sanitasi Sebagai kami mencuci dan membersihkan tempat itu. Tidak ada apa-apa,” kata Elwan.
“Laut itu semua adalah limbah. Justru mereka membuang sampah dan serbet bayi Hingga laut,” ujarnya.
WHO telah melaporkan 96.417 Perkara Pidana Hukum kudis dan kutu Dari awal Pertempuran, 9.274 Perkara Pidana Hukum cacar air, 60.130 Perkara Pidana Hukum ruam kulit dan 10.038 Perkara Pidana Hukum impetigo.
Kudis dan cacar air tersebar luas Di Area pesisir Palestina, menurut Sami Hamid, seorang apoteker yang menjalankan klinik darurat Di kamp Deir el-Balah. Hamid merawat dua anak laki-laki yang Merasakan lusinan lepuh dan koreng akibat cacar air yang tersebar Di tangan, kaki, punggung, dan perut mereka.
Sebab kekurangan Perawatan-obatan, Hamid, 43, yang mengungsi, mengoleskan losion kalamin Di kulit anak laki-laki tersebut Sebagai meredakan rasa gatal.
“Kulit anak-anak Di Gaza menderita akibat cuaca panas dan kurangnya air bersih”, katanya.
Mohammed Abu Mughaiseeb, koordinator medis Di Gaza Sebagai Doctors Without Borders, yang dikenal Bersama inisial MSF Di bahasa Prancis, mengatakan anak-anak rentan Sebab mereka bermain Di luar, menyentuh apa saja, makan apa pun tanpa mencucinya.
Abu Mughaiseeb mengatakan cuaca panas Meningkatkan keringat dan penumpukan kotoran yang menyebabkan ruam dan alergi, yang jika digaruk dapat menyebabkan Infeksi.
“Orang-orang tidak lagi tinggal Di Tempattinggal, tidak ada kebersihan yang layak,” katanya.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Penyakit Kulit Berbahaya Serang Anak-anak Di Gaza, Perawatan dan Air Bersih Tak Tersedia