Praktisi Medis Dipaksa Lepas Masker Ke RSUD Sekayu, Ini Seruan Profesor Pulmonologi

Jakarta

Belakangan viral Praktisi Medis RSUD Sekayu dipaksa membuka masker Dari keluarga pasien. Praktisi Medis yang bersangkutan Malahan dipaksa Untuk melepas maskernya Di melakukan visit. Praktisi Medis tersebut diketahui bernama dr Syahpri Putra Wangsa, SpPD-KGH, konsultan ginjal hipertensi Ke RSUD Sekayu yang menangani pasien tersebut.

Kronologinya berawal Di keluarga pasien marah-marah lantaran tidak terima adanya pemeriksaan dahak. Praktisi Medis Sesudah Itu menjelaskan bahwa didapatkan gambaran infiltrat atau gambaran bercak Ke paru-paru kanan yang mengindikasikan Tanda-Tanda khas Di tuberkulosis (TBC/TB).

“Dari Sebab Itu ibunya masuk Puskesmas Di Situasi tidak sadar Di hipoglikemia, Di gula darah rendah. Sesudah Itu tekanan darah yang tidak terkontrol. Sesudah Itu kita melakukan pemeriksaan, dilakukan dan didapatkan gambaran infiltrat atau gambaran pecah Ke paru-paru kanan. Gambaran Di khas Di TBC,” ucap dr Syahpri Untuk video tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video tersebut lantas Memperoleh kecaman Di berbagai pihak, termasuk Di Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Praktisi Medis Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Peregangan Aditama, SpP(K).

“Praktisi Medis bertugas menangani Kesejaganan pasiennya, dan dia Berencana Melakukanupaya maksimal agar penanganannya memberi hasil terbaik. Tentu jelas salah besar kalau ada tindakan Kekejaman (verbal atau fisik) Ke orang yang Untuk menangani Kesejaganan kita atau keluarga kita,” ucapnya kepada detikcom, Kamis (14/8/2025).



Prof Tjandra yang juga pernah menjabat direktur Gangguan menular Ke WHO Asia Tenggara menjelaskan, penggunaan pemeriksaan dahak Untuk diagnosis TB adalah berdasar Eksperimen ilmiah internasional yang bereputasi tinggi. Tata cara mendiagnosis TB Di dahak ada Untuk panduan Organisasi Kesejaganan Dunia (WHO) yang diikuti seluruh Bangsa Ke dunia, Malahan ada juga Untuk panduan Kementerian Kesejaganan RI dan organisasi profesi seperti PDPI.

“Dari Sebab Itu ini prosedur berdasar ilmiah, juga berdasar rekomendasi internasional dan nasional, dan yang lebih penting lagi adalah bhw pemeriksaan dahak itu adalah Untuk kepentingan pasiennya. Dari Sebab Itu amat salah kalau Praktisi Medis sampai harus Ke kata-katai kasar Sebab melakukan pemeriksaan dahak Untuk diagnosis tuberkulosis,” ucap guru besar pulmonologi yang mengajar Ke sejumlah kampus kedokteran tersebut.

Tak hanya itu, Prof Tjandra juga menyoroti risiko Kekejaman yang dihadapi Praktisi Medis dan tenaga Kesejaganan Di menjalankan tugas. Menurutnya, ada dua hal yang perlu dilakukan, yaitu tindakan tegas Di aparat kepolisian serta langkah nyata Di pemerintah dan pembuat Aturan publik Untuk melindungi Praktisi Medis Untuk menjalankan profesinya.

“Kata-kata klise adalah semoga kejadian Kekejaman Ke Praktisi Medis (dan tenaga Kesejaganan lain) Untuk menjalankan profesinya jangan berulang lagi. Perlu tindakan nyata, Stop Kekejaman !!!,” sambungnya.

Sebelumnya, pasca kejadian tersebut, Pemkab Muba melakukan mediasi Di keluarga pasien dan Praktisi Medis. Sekda Muba Apriyadi langsung mendatangi RSUD Sekayu Untuk memediasi permasalahan intimidasi dan pengancaman keluarga pasien Di Praktisi Medis. Pihaknya meminta keterangan Di kedua belah pihak.

Berdasarkan keterangan, dr Syahpri mengaku sudah melaksanakan tugas sesuai Di prosedur. Begitu juga penggunaan masker Di berada Ke Puskesmas, khususnya Ke Untuk ruangan merupakan kewajiban. Dia juga mengaku dipaksa Untuk membuka masker Dari keluarga pasien.

“Saya sudah melaksanakan pelayanan sesuai prosedur dan Menyediakan pelayanan terbaik kepada pasien,” ujarnya Di mediasi yang dilakukan Pemkab Muba, Rabu (13/8/2025).

“Ke kejadian tersebut saya dipaksa Untuk membuka masker, tetapi Ke Untuk ruangan Penanganan tersebut tidak diperbolehkan,” ujarnya lagi.

Sambil Itu keluarga pasien RSUD Sekayu Putra mengaku Sesudah kejadian tersebut pihaknya sudah dimediasi pihak RSUD Sekayu. Dia mengaku terkejut video tersebut dipotong dan diviralkan Ke media sosial.

“Kami Sesudah kejadian langsung dimediasi, dan saya selaku keluarga pasien sudah meminta maaf. Saya akui Ke Di itu emosi, tetapi kami terkejut mengapa video itu diviralkan Ke media sosial seolah-olah melakukan Kekejaman kepada Praktisi Medis,” ungkapnya.

Halaman 2 Di 2

(suc/up)







Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Praktisi Medis Dipaksa Lepas Masker Ke RSUD Sekayu, Ini Seruan Profesor Pulmonologi

c.