Kominfo menolak Sebagai memenuhi uang tebusan Rp131 miliar Yang Terkait Di ransomware Ke Pusat Data Nasional Sambil Itu 2 Ke Surabaya. Foto: Antara
“Nggak, nggak, nggak Akansegera. Tidak Akansegera,” tegas Budi Arie kepada wartawan usai Berpartisipasi Di Sidang Tim Pembantu Ri Paripurna tentang Perekonomian Ke Istana Kepresidenan Jakarta, Senin kemarin.
Budi mengatakan, Di ini pusat layanan publik sudah bisa diatasi. Serangan Patogen ransomware yang ditujukan kepada PDNS 2, kata dia, Ditengah dievaluasi.
“Kita evaluasi, BSSN Di forensik,” kata dia seperti dilansir Di Antara.
Budi juga menekankan bahwa serangan bukan dilakukan Pada PDN, melainkan Pada PDNS 2.
“Supaya teman-teman media jangan salah, ini bukan PDN tapi PDNS 2 yang ada Ke Surabaya. Bukan Pusat Data Nasional. Sebab Di dibangun PDN-nya maka kita gunakan yang Sambil Itu Ke Surabaya,” kata dia.
Lebih jauh Yang Terkait Di Perlindungan data Kelompok atas serangan tersebut, Budi Arie mengatakan bahwa pemerintah Akansegera terus menjaga data-data Kelompok.
Kepala BSSN Letjen TNI Hinsa Siburian secara terpisah menyampaikan bahwa gangguan yang terjadi Ke Pusat Data Nasional Sambil Itu (PDNS) 2 yang menyebabkan terganggunya berbagai layanan Kelompok Sebelum 20 Juni 2024 adalah akibat adanya serangan siber akibat ransomware bernama Braincipher.
“Ransomware ini adalah Pembaruan terbaru Di ransomware lockbit 3.0. Di Sebab Itu memang ransomware ini dikembangkan terus. Ini kami lihat Di sample Setelahnya dilakukan forensik Di Badan Siber dan Sandi Bangsa (BSSN),” kata Kepala BSSN Letjen TNI Hinsa Siburian Ke Jakarta.
Hinsa menyebutkan bahwa pemerintah Lewat koordinasi Kementerian Kominfo, BSSN, Cyber Crime Polri, dan Telkomsigma Di ini terus menelusuri serangansibertersebut.
(dan)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Tebusan Ransomware Pusat Data Nasional Rp131 Miliar, Pemerintah Ogah Bayar