Jakarta –
Teh hijau banyak dipilih pelaku Pola Makan Untuk menurunkan berat badan. Hingga pasar hingga supermarket, ditemukan sejumlah produk teh hijau yang dikhususkan Untuk tujuan penurunan berat badan.
Hal ini Lantaran ada kandungan Di minuman ini yang diyakini bantu membakar lemak dan Memiliki efek besar Pada metabolisme tubuh. Akansegera tetapi, benarkah teh hijau efektif Untuk Pola Makan? Kalau iya, bagaimana cara mengonsumsinya agar bantu turunkan berat badan?
Benarkah Teh Hijau Bisa Turunkan Berat Badan?
Dilansir laman Good Housekeeping, Stefani Sassos, MS, RDN, CDN, NASM-CPT ahli Pola Makan terdaftar berbasis Amerika Serikat Membeberkan, teh hijau dapat bantu menurunkan berat badan secara bertahap.
Kandungan kafein dan katekin yakni EGCG Di minuman ini mempercepat laju metabolisme. Supaya proses pembakaran kalori menjadi energi ini lebih banyak dan efisien, Justru Di tubuh Lagi istirahat sekalipun.
“Beberapa Eksperimen Menunjukkan bahwa kafein dan katekin (sejenis polifenol) yang ditemukan Di teh hijau dapat membantu menurunkan berat badan, kemungkinan Lantaran keduanya Memperbaiki laju metabolisme,” jelas Stefani.
Mengutip Healthline, EGCG juga bisa mengurai lemak berlebih Di Memperbaiki hormon norepinefrin. Senyawa antioksidan itu berperan menghambat enzim yang memecah hormon tersebut. Di dihambat, jumlah norepinefrin Meresahkan Supaya dorong Karya pemecahan lemak.
Sebuah Eksperimen Pada 8 minggu menemukan katekin teh Memperbaiki pembakaran lemak, baik Di Latihan maupun Lagi istirahat. Beberapa studi lain mengkonfirmasi temuan ini dan mengatakan bahwa EGCG bisa menyebabkan penurunan lemak tubuh Di jangka panjang.
Hingga Di Itu, kafein merupakan stimulan yang terkenal pula bantu mengusir lemak dan menaikkan Prestasi Latihan. Karya Latihan menjadi semangat dan bisa lebih lama Supaya pembakaran lemak dapat Meresahkan.
Berapa Banyak Konsumsi Teh Hijau Untuk Pola Makan?
Stefani menjelaskan lebih baik memilih Citarasa dan minuman Di bentuk utuh. Begitu juga Di teh hijau. Menurutnya, cara terbaik Merasakan manfaatnya adalah Di konsumsi air seduhan teh hijau. Bukan ekstrak teh hijau Ke Pendukung Kesehatan yang beredar luas.
Dilansir Medical News Today, 2-3 cangkir teh hijau Di sehari dapat bantu menurunkan berat badan. Akansegera tetapi, jumlah pastinya bisa berbeda tiap orang, tergantung metabolisme alami tiap orang dan seberapa banyak mereka mengkonsumsi kafein.
Sambil Itu Stefani membeberkan, 1 cangkir per harinya cukup Untuk Merasakan manfaat teh hijau. “Secangkir minuman ini merupakan cara yang sangat baik Untuk menghidrasi dan menyehatkan Anda.”
“Eksperimen secara konsisten mendukung bahwa kafein Memiliki peran positif Ke kinerja fisik, tetapi tidak mempengaruhi semua orang secara sama dan dosis kafein yang tinggi dapat berbahaya dan menyebabkan efek Di yang tidak diinginkan seperti kecemasan atau sakit perut,” tambah Stefani.
Cara Konsumsi Teh Hijau Untuk Pola Makan
Cara menyiapkan teh hijau perlu diperhatikan supaya memperoleh khasiat yang maksimal. Dikutip Di HealthyWomen, berikut cara menyeduh teh hijau yang benar:
- Tidak menggunakan air mendidih Untuk menyeduh teh hijau
- Jika air masih mendidih, biarkan terlebih dahulu Pada 10 menit Sebelumnya digunakan agar air menjadi lebih hangat
- Sebaiknya tidak menggunakan pemanis atau gula tambahan.
Selain minum teh hijau, pastikan menjalankan pola Kebugaran Yangbaik Di konsumsi Citarasa bergizi, rutin Latihan, serta cukup tidur Untuk dukung Pola Makan menurunkan badan yang lebih optimal.
Waktu Minum Teh Hijau Untuk Pola Makan
Teh sebaiknya tidak diminum langsung Setelahnya makan. Teh juga tidak dianjurkan dikonsumsi Pada dan bersamaan Di Citarasa. Mengutip Times of India, waktu terbaik minum teh yaitu 1-2 jam Setelahnya selesai makan maupun Sebelumnya makan.
Konsumsi teh Ke waktu tersebut, terutama teh hijau, bisa bantu memperoleh manfaatnya secara maksimal. Nah, itu tadi penjelasan mengenai benarkah teh hijau efektif Untuk Pola Makan turunkan berat badan.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Teh Hijau Efektif Untuk Pola Makan Turunkan Berat Badan, Mitos atau Fakta?