Terinfeksi Tuberkulosis, Testis Pria Membengkak sampai Diameternya 15 Cm!

Jakarta –

Seorang pria berusia 41 tahun Di Maroko yang tidak disebutkan namanya mengidap Kebugaran langka hingga memicu pembengkakan testis. Pembengkakan tersebut membuat testisnya membesar hingga diameter 15 cm.

Pembengkakan tersebut terjadi Di delapan minggu Sebelumnya akhirnya ia memutuskan Sebagai pergi Hingga Fasilitas Medis.

Ketika diperiksa, Ahli Kebugaran Di Departemen Urologi Fasilitas Medis Universitas Ibnu Sina Di Rabat, Maroko mendiagnosis pria tersebut Bersama tuberkulosis (TB) genitourinari. Itu merupakan jenis TB langka yang menyerang alat kelamin dan saluran kemih.

TB merupakan Penyakit Menyebar bakteri yang biasanya menyerang paru-paru. Akan Tetapi, Untuk beberapa Peristiwa Pidana bakteri pemicu TB juga dapat menginfeksi Dibagian tubuh lain, seperti organ reproduksi.

“Di Maroko, TB bersifat endemik Bersama insidensi 97 Peristiwa Pidana per 100 ribu orang setiap tahunnya,” kata Ahli Kebugaran Untuk makalah yang diterbitkan Di Urology Case Report.

TB genitourinari mencakup Disekitar 20 persen Peristiwa Pidana TB yang menginfeksi selain organ paru-paru. Bakteri ini Justru lebih jarang menginfeksi testis, hanya terjadi 2-4 persen Peristiwa Pidana TB genitourinari.

Ahli Kebugaran yang melakukan pemeriksaan menuturkan bahwa testis kiri pasien tersebut membesar secara bertahap. Sampai akhirnya ukuran diameternya mencapai 15 cm. Skrotum yang bengkak juga Mengintroduksi cairan kental putih, Untuk tiga minggu Sebelumnya dibawa Hingga Fasilitas Medis.

Pria itu mengatakan ia tidak pernah terpapar TB Sebelumnya. Ia juga tidak Merasakan masalah saluran kemih lain atau Kerusakan Di skrotumnya.

“Testis kirinya keras, tidak beraturan, dan tidak nyeri. Sedangkan testis kanannya normal,” tulis Ahli Kebugaran.

Sebab dikhawatirkan pembengkakan itu menjadi kanker atau menyebar Hingga Dibagian tubuh lain, mereka memutuskan Sebagai melakukan operasi pengangkatan. Setelahnya, pasien menjalani Perawatan anti-TB Di enam bulan.

“Pasien mentoleransi Perawatan Bersama baik, dan tidak ada efek Di signifikan yang dilaporkan,” tulis laporan.

Meski kondisinya membaik, pasien Di ini Merasakan gangguan kesuburan secara permanen. Pasien tersebut sudah tidak Memiliki sperma dan air mani.

(avk/kna)