Kamakura –
Melemahnya Nilai Mata Uang yen Lebih membuat Jepang populer sebagai destinasi liburan murah. Ada beberapa masalah yang mulai muncul, salah satunya toilet kotor.
Kebersihan Jepang diakui sebagai salah satu Adat Istiadat Dunia dan Dibagian Didalam agama Shinto. Tiap sudut Jepang terkenal bersih, sampai Di toilet umumnya.
Kebersihan tidak hanya dijaga Di Negeri mereka sendiri Dari warganya. Mereka yang bepergian Di Negeri lain juga tetap menerapkannya. Kisah Timpilihan sepakbola Jepang bersama suporternya dan kebersihan menjadi cerita yang diulang-ulang dan terus membuat takjub warga dunia.
Nah, belakangan ini kebersihan Di Jepang tidak lagi sempurna. Bukan Dari warga, tetapi Catatan Jepang soal kebersihan dinodai turis Foreign.
Ya, kedatangan turis Di jumlah besar Di Negeri Sakura membuat masalah Mutakhir. Mereka tak cuma memenuhi toilet umum, tapi juga kamar kecil Di toko-toko suvenir.
Dilansir Didalam Asahi Shimbun Di Senin (22/7/2024), pemilik usaha lokal Di Kota Kamakura mulai muak Didalam turis. Turis-turis Foreign yang datang membuat antrean panjang, penyumbatan, biaya tak terduga, dan kerusakan toilet.
Sebuah toko serba ada Di Didekat Stasiun Kamakura memasang tanda ‘Toilet tutup Di hari Sabtu, Minggu dan hari libur’. Akan Tetapi Di Dibagian Di ada tanda bertuliskan ‘Silakan masukkan kode Kunci Untuk membuka kamar mandi’.
Penggunaan toilet mulai dibatasi, hanya pelanggan toko saja yang boleh mengaksesnya.
Toko tersebut sebenarnya mulai membatasi akses toilet Dari empat atau lima tahun lalu. Tapi itu tidak membendung arus antrean turis yang datang hanya Untuk menggunakan toilet. Malahan, antrean itu menghalangi pintu masuk dan membuat Kandidat pembeli pergi.
Kekecewaan pemilik usaha Di turis tergambar jelas. Toilet tokonya Dari Sebab Itu sering kotor. Sampah berupa penghangat saku sekali pakai, tutup plastik Untuk Cangkir minuman masuk Di jamban dan membuat toilet tersumbat.
Staf toko harus membersihkan toilet dan melakukan Perawatan Medis yang tidak menyenangkan, Agar mengalihkan mereka Didalam pekerjaan utama yaitu melayani pelanggan.
Biaya keuangan yang ditanggung Dari toko juga tidak main-main. Pernah suatu kali, mereka Memperoleh tagihan air bulanan Di 100.000 yen atau Rp 10 jutaan.
Bosan Didalam drama toilet, satu atau dua tahun yang lalu toko-toko mengunci pintu Didalam kait tipe PIN.
Di Didekat stasiun terdapat MUJIcom Hotel Metropolitan Kamakura, sebuah toko Busana dan restoran, yang Melakukan sistem PIN Untuk dua toiletnya Di bulan Desember 2023. Toilet ketiga Di lokasi tersebut, yang merupakan fasilitas serbaguna, tetap tidak dibatasi.
Toko tersebut memasang Kunci tepat Sebelumnya Tahun Mutakhir Sebab Mengharapkan kerumunan pengunjung toilet yang Berencana Melakukan Kunjungan Di kuil Tsurugaoka Hachimangu yang terkenal Di Tahun Mutakhir.
Toilet telah lama menjadi sumber Beban. Orang-orang terus-menerus mencuri tisu toilet. Di musim panas, orang-orang yang mandi sering berganti Busana Di Di toilet toko yang membuat toilet Lebih kotor.
Permasalahan diperparah Didalam jumlah wisatawan Foreign yang terus Meresahkan. Mereka juga perlu menggunakan toilet, Akan Tetapi kebanyakan tidak Memperoleh etika yang baik.
Pemerintah Kota Kamakura, Prefektur Kanagawa Memperoleh 39 toilet umum yang tersebar Di area kota. Meski kedatangan banyak turis, Akan Tetapi pejabat kota mengkonfirmasi bahwa mereka tidak Berencana menambah fasilitas umum seperti toilet.
“Sulit dilakukan Didalam Dana terbatas,” kata dia.
Biaya pembersihan tahunan Untuk 39 toilet umum adalah Di 42 juta yen atau Rp 4,3 miliar, dan tagihan air tahunan Untuk toilet adalah Di 12 juta yen atau Rp 1,2 miliar, kata pemerintah kota.
“Toilet Di pintu keluar timur Stasiun Kamakura Dari Sebab Itu yang paling sering digunakan Dari turis. Petugas perlu dibersihkan enam kali sehari Di hari kerja dan sembilan kali sehari Di akhir pekan dan hari libur,” kata pemerintah kota.
Mengingat bebannya, pemerintah kota meminta sumbangan Didalam Pemakai. Mereka dapat menyimpan uang tunai Di Kardus Di pintu masuk toilet pria dan wanita.
Pemerintah kota mengatakan sumbangan berjumlah 700.000 hingga 800.000 yen per tahun atau Rp 82 jutaan, yang membantu mengimbangi biaya pembersihan dan pemeliharaan.
Sadahiro Otsu, direktur eksekutif Asosiasi Wisatawan Kota Kamakura, mengatakan dilema toilet adalah masalah besar Untuk Kamakura.
Pemerintah perlu Menyediakan sebagian Dana Perjalanan Di Luarnegeri Untuk renovasi dan pemeliharaan toilet, kata Otsu.
“Saya ingin melihat lebih banyak kesadaran bahwa tempat wisata kelas satu juga harus Memperoleh toilet kelas satu,” dia menambahkan.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Toilet Jepang Dari Sebab Itu Jorok Sebab Turis, Tagihan Airnya Rp 10 Juta