loading…
Guru Besar Fakultas Psikologi UI, Prof Mirra Noor Milla menilai ancaman Aksi Teror Di masa Didepan Berencana Lebihterus tersembunyi dan sulit dideteksi, Agar kewaspadaan harus tetap ditingkatkan. FOTO/IST
Menurut laporan The European Union Terrorism Situation and Trend Report (EU TE-SAT) 2024, Walaupun tidak terjadi serangan teroris, sejumlah insiden yang gagal atau digagalkan juga menjadi Dibagian Di indikator yang perlu diperhatikan. Setidaknya, Di 2024, Uni Eropa mencatatkan 120 serangan teroris, Di serangan berbasis ‘keagamaan’ menjadi hal yang paling membahayakan.
Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Prof Mirra Noor Milla mengatakan, Walaupun Indonesia telah berhasil meredam Protes Aksi Teror, Akan Tetapi ancaman tersebut tidak hilang sepenuhnya. Menurutnya, ancaman Aksi Teror Di masa Didepan Berencana Lebihterus tersembunyi dan sulit dideteksi, Agar kewaspadaan harus tetap ditingkatkan.
“Ancaman Aksi Teror masih ada, dan kita perlu memperkuat sistem deteksi dini Sebagai memitigasi potensi serangan Sebelumnya terjadi,” kata Prof Mirra Di Jakarta, Senin (9/6/2025).
Salah satu bukti ancaman nyata adalah adanya penangkapan terduga anggota Aksi Teror beriinisial MAS (18) yang ditangkap Dari Densus 88 Anti Teror Di 24 Mei 2025 Di Gowa, Sulawesi Selatan. MAS diduga menjadi anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terafiliasi Di Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Juga penyebar propaganda ISIS Di Purworejo beberapa waktu lalu.
Maka Itu, menurut Mirra, penting Sebagai menyeimbangkan Ditengah optimisme Berencana pencapaian zero terrorist attack Di kewaspadaan Di potensi ancaman yang lebih sulit terlihat. Mirra menekankan bahwa kelompok teroris dapat Mengadaptasi, bermetamorfosis baik Untuk strategi maupun Di Untuk kelompoknya itu sendiri.
“Apa yang perlu kita lakukan adalah kita harus terus Memperhatikan, terus mengobservasi, mengidentifikasi Sebagai mengenali potensi resiko itu, termasuk environment yang mendukung terjadinya serangan Aksi Teror,” kata Mirra.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Zero Terrorist Attack Bukan Jaminan, Waspada Tetap Harus Ditingkatkan