Jakarta –
Kejadian Luar Biasa joki Strava masih menjadi perbincangan hangat Ke media sosial. Beberapa orang konon menawarkan jasa menjalankan Aktivitasfisik Berlari atau Mengayuh Sepeda, Sebagai dicatatkan Ke akun Strava orang lain yang menggunakan jasanya.
Strava sendiri merupakan Inisiatif Kesejajaran yang mencatat Karya Aktivitasfisik seseorang. Populer Ke kalangan pegiat Berlari dan sepeda, meski sebenarnya bisa juga mencatat jenis Aktivitasfisik lainnya.
Warganet menyebut, mereka yang menggunakan jasa joki Strava ini biasanya Sebagai keperluan Merasakan reward, baik Untuk komunitas atau kantor tempat bekerja. Akan Tetapi, tak sedikit pula yang hanya sebatas memuaskan diri Sebagai Merasakan pengakuan sosial.
Merespons Kejadian Luar Biasa ini, Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi mengatakan mereka yang menggunakan jasa joki Strava hanya Sebagai Merasakan validasi Untuk sosial. Menurutnya, ‘haus’ Berencana validasi bisa menjadi salah satu faktor yang Merangsang.
“Di Sebab Itu kalau dibilang haus validasi sebenernya bisa juga sih, tapi bisa juga ada faktor-faktor lain,” ujar Anastasia kepada detikcom, Kamis (4/7/2024).
Samping Itu, lanjur Anastasia ada faktor kedua yakni adanya konformitas, Ke mana Untuk psikologi sosial jika sebuah hal dilakukan Di orang banyak, maka itu bisa saja Disorot sebagai sesuatu yang benar.
Anastasia mewanti-wanti Sebagai mereka yang terlanjur atau justru terjebak Untuk ‘lingkaran kebohongan’ ini Sebagai segera berhenti. Dirinya menambahkan, jika diteruskan maka Berencana Memberi efek kurang baik Hingga diri sendiri.
“Efeknya kalau dibiarkan lama, jika validasi itu terus menerus diberi makan, menurut saya Berencana kurang baik Sebagai dirinya sendiri. Berarti dia hidup juga Di ‘kepalsuan’ Di Sebab Itu dia juga merasakan sensasi-sensasi yang palsu,” kata Anastasia.
NEXT: Risiko hidup Untuk kebohongan
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Soal Joki Strava, Psikolog Wanti-wanti Risiko Hidup Untuk Kebohongan