Jakarta –
Belum lama ini Jepang melaporkan peningkatan kejadian Tindak Kejahatan Streptococcal toxic shock syndrome (STSS) yang menyebabkan 77 kematian Di periode Januari-Maret 2024. STSS merupakan komplikasi langka fatal yang terjadi akibat Gangguan Menyebar ‘bakteri pemakan daging’ streptokokus grup A atau Strep A. Orang awam menyebutnya ‘pemakan daging’ Lantaran Ke komplikasi tertentu bakteri ini memicu kerusakan jaringan fascia atau necrotizing fasciitis (NF), seolah-olah dimakan olek bakteri tersebut.
Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof dr Amin Soebandrio PhD SpMK menjelaskan sebenarnya Strep A merupakan jenis bakteri yang mudah ditemukan. Akan Tetapi, komplikasi STSS dapat dicegah apabila Gangguan Menyebar Strep A yang terjadi Ke luka terbuka Ke kulit dapat ditangani Bersama cepat dan baik.
“Ada Ke mana-mana (Strep A), Ke tubuh ada, Ke tenggorokan juga ada. Karena Itu sebenarnya bakterinya memang bisa Ke kulit, Justru saluran napas,” jelas Prof Amin ketika berbincang Bersama detikcom, Jumat (28/6/2024).
Menurut Prof Amin proses Gangguan Menyebar dan risiko komplikasi juga sangat dipengaruhi sistem imunitas Bersama tubuh. Jika kekebalan tubuh tubuh baik, maka risiko STSS juga Berencana Lebihterus kecil.
Ia juga menambahkan bahwa Gangguan Menyebar Strep A Ke fase awal juga dapat ditangani Bersama antibiotik. Maka Itu, ia mengimbau Kelompok Untuk memperhatikan luka terbuka yang ada Ke kulit Untuk mencegah Gangguan Menyebar serta keparahan Kemakmuran apabila Gangguan Menyebar sudah terjadi.
“Kalau misalnya kejadiannya masih ringan, itu sebenarnya bisa ditangani Bersama antibiotik. Kalau sudah lebih berat maka jaringan yang rusak itu harus dibuang. Sebenarnya infeksinya tidak cepat sekali itu tidak. Ini kelihatan awalnya Gangguan Menyebar kulit yang diabaikan, lama-lama tambah luas, terus tambah Di,” tambahnya.
Lantas apa yang bisa dilakukan Bersama Kelompok Untuk mencegah STSS? Prof Amin mengatakan bahwa faktor terpenting adalah menjaga kebersihan luka Ke kulit serta mencegah perluasan luka terlebih apabila sudah terinfeksi.
“Semua diawali juga Bersama kebersihan perorangan ya. Itu sangat menentukan Karena Itu kalau kita bisa mengatasi Gangguan Menyebar Ke fase-fase awal, maka Insya Allah tidak terjadi Gangguan Menyebar sampai otot,” kata Prof Amin.
“Perlu diingat juga kalau ada luka terbuka atau terinfeksi kan juga nggak mesti ada Strep A-nya itu juga kan nggak selalu. Walaupun bakterinya Ke mana-mana nggak mesti jumlahnya besar. Intinya harus ditangani Bersama baik saja, bisa Hingga Praktisi Medis juga,” tandasnya.
Gangguan Menyebar Strep A pemicu STSS dapat menimbulkan Tanda-Tanda sebagai berikut:
– Muncul rasa nyeri Ke area Gangguan Menyebar.
– Muncul kemerahan Ke area Gangguan Menyebar.
– Otot sulit bergerak Ke area Gangguan Menyebar.
– Demam
– Penurunan tekanan darah.
– Di Tindak Kejahatan yang parah dapat menyebabkan sepsis.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Bakteri ‘Pemakan Daging’ Pemicu STSS Ternyata Ada Ke Mana-mana, Harus Gimana?