PLTP Kamojang menjadi pembangkit listrik tenaga geothermal pertama yang memproduksi green hydrogen. FOTO/dok.SINDOnews
Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra mengatakan, langkah ini merupakan terobosan yang dilakukan perusahaan Untuk melaksanakan transisi energi Untuk mencapai target net zero emission (NZE) Di 2060.
“Pembuatan hidrogen merupakan salah satu roadmap yang dimiliki PLN Untuk mencapai target NDC atau national determined contribution Hingga 2030 dan net zero emission Hingga 2060,” ujarnya Untuk pernyataan tertulis, Selasa (9/7/2024).
Menurut Edwin, hidrogen merupakan salah satu solusi Untuk Mengurangi emisi karbon yang dihasilkan kendaraan bermotor, sebab energi tersebut tidak menghasilkan zat sisa pembakaran atau emisi karbon. Sistem hidrogen sendiri sebenarnya sudah lama digunakan Di pembangkit listrik Untuk mendinginkan generator.
Berdasarkan Wacana 2023-2030, PLN IP melakukan Pembuatan energi hidrogen dan amonia sebagai turunan Untuk hidrogen, Di pembangkit listrik sebagai bahan bakar pengganti energi fosil.
“Tentu ini Berencana banyak Memberi banyak manfaat, Lantaran zero carbon dan penghematan biayanya sangat tinggi. Bersama Sebab Itu inilah yang terjadi jika kita menggunakan hidrogen,” kata Edwin.
PLN IP telah menyediakan infrastruktur hidrogen Untuk hulu hingga hilir. Di sisi hulu, perusahaan telah menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang resmi menjadi penghasil hidrogen hijau (green hydrogen) berbasis panas bumi pertama Hingga Asia Tenggara.
Hingga Di Itu, PLN IP juga Berencana Menyusun PLTP lain sebagai produsen hidrogen, yaitu PLTP Gunung Salak, Ulubelu, Darajat, Lahendong dan Ulumbu. “PLN IP Berencana Menunjukkan komitmen kepada dunia, bahwa kami menggunakan hidrogen Untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan,” tuturnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: PLN IP Siap Kembangkan Pembangkit Hidrogen Berkapasitas 41 Gigawatt